Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2010

KAMAR MANDI (kasih tak sampai)

By : Agung Dwiyono sejak aku dilahirkan hingga saat ini. sepertinya sudah tak terhitung berapa kamar mandi yang telah aku singgahi. telah aku pakai dan aku lupakan. ada beberapa yang menjadi kenangan dan ada beberapa yang tak tersimpan di dalam memori. sampai suatu ketika aku jatuh cinta pada sebuah kamar mandi yang kotor. penuh lumut dan tak terawat. dengan sangat sabar aku membersihkannya. saat pertama kali aku temukan, kamar mandi itu masih milik umum. lalu kemudian aku ingin sekali menjadikannya milikku pribadi. bertahun tahun kami menjalani kehidupan berdua. susah sedih hingga tak bisa makan pun kami rasakan berdua. perjalanan hidup yang panjang dengan pesimisme memandang masa depan. hingga suatu ketika kamar mandi itu menjatuhkanku. membuatku terpeleset didalamnya. padahal lumut-lumut itu sudah aku bersihkan. tetap saja aku terjatuh terbentur dinding-dinding kamar mandi itu. sejenak aku hilang ingatan. aku menangisi keadaanku. kamar mandi itu mengkhianatiku. ia mencampakkanku set

POTRET KEHIDUPAN TANPA FOKUS

Aku senang bercengrama dengan malam Jangan paksa aku tertidur di kala petang Aku senang bermanja-manja dengan gelapnya Melihat bulan yang mulai tertutup awan hitam Di musim hujan yang sedih Aku senang menghirup udara dalam gelap Meskipun kelak ia membunuh jasadku Bukan jiwaku Saat-saat seperti itu Aku temukan bunga-bunga malam bermekaran Kupetik satu persatu dan kubuang tangkainya Sesekali sang bunga datang bermuram durja Kuciumi wanginya dengan obrolan Hingga merekahlah senyuman itu Tak hanya bunga Tapi juga pekatku yang ku bawa berlari Merenungkan kembali kisah-kisah biru Harunya masih kusetubuhi hingga saat ini Berdiri tegap didepan cermin Di sinari lampu neon yang menyala terang Pantulannya menyilaukan dosa-dosa tak terlihat Ku ucap kembali Segelumit istighfar tanpa sperma Segenggam harapan tanpa cinta dunia Mengambil beberapa gagasan geram ku genggam Ternyata Aku hanyalah potret ketiadaan Sebuah gambar tanpa foku