Skip to main content

POTRET KEHIDUPAN TANPA FOKUS

Aku senang bercengrama dengan malam

Jangan paksa aku tertidur di kala petang

Aku senang bermanja-manja dengan gelapnya

Melihat bulan yang mulai tertutup awan hitam

Di musim hujan yang sedih

Aku senang menghirup udara dalam gelap

Meskipun kelak ia membunuh jasadku

Bukan jiwaku

Saat-saat seperti itu

Aku temukan bunga-bunga malam bermekaran

Kupetik satu persatu dan kubuang tangkainya

Sesekali sang bunga datang bermuram durja

Kuciumi wanginya dengan obrolan

Hingga merekahlah senyuman itu

Tak hanya bunga

Tapi juga pekatku yang ku bawa berlari

Merenungkan kembali kisah-kisah biru

Harunya masih kusetubuhi hingga saat ini

Berdiri tegap didepan cermin

Di sinari lampu neon yang menyala terang

Pantulannya menyilaukan dosa-dosa tak terlihat

Ku ucap kembali

Segelumit istighfar tanpa sperma

Segenggam harapan tanpa cinta dunia

Mengambil beberapa gagasan geram ku genggam

Ternyata

Aku hanyalah potret ketiadaan

Sebuah gambar tanpa fokus

Kalian hanyalah potret ketiadaan

Sebuah gambar tanpa fokus

Kita hanyalah potret yang serupa tapi tak sama

Sebuah potret kehidupan tanpa fokus

Agung Dwiyono,

Yogyakarta, 03 februari 2010

Comments

Popular posts from this blog

JANGAN PAKSA AKU

sayang, jangan paksa aku.. menjadi pembohong karena jarang shalat aku bukan orang suci seperti nabi sayang, jangan paksa aku.. untuk beribadah karenamu aku kan menjadi orang yang sangat merugi sayang, beri aku ruang untuk hidup tanpa kebohongan untuk shalat tanpa takut kehilangan cintamu untuk mengimbangi akhlakmu dengan caraku sayang, aku tau kamu rajin mengaji dan aku rajin mabuk aku tau kamu rajin pergi ke masjid dan aku rajin pergi ke dugem tapi aku masih menyimpan pengharapan sayang, kamu jangan marah jika aku tidak punya alasan untuk tidak shalat aku hanya sedang malas bukankah naik turun itu wajar. sayang, jika kamu marah lagi putuskan saja cintaku menikahlah dengan anak pak kyai atau lelaki dewasa jebolan pesantren. aku memilih menjadi orang beriman tanpa cintamu saja.

angkringan pak royo

aku ingin, kau jangan

aku ingin sekali-sekali ingin tapi bukan ingin ini atau ingin itu aku hanya sedang ingin aku ingin tapi kau jangan jika ingin kita beradu menjadi hal yang tak ingin walaupun sungguh inginku menggebu aku ingin beberapa kata lahir premature dari mulutmu beberapa senyum merekah perlahan dibibirmu aku ingin melihatnya sendiri sendiri saja saat sore tiba karena aku ingin menjadi yang kau inginkan