Aku senang bercengrama dengan malam
Jangan paksa aku tertidur di kala petang
Aku senang bermanja-manja dengan gelapnya
Melihat bulan yang mulai tertutup awan hitam
Di musim hujan yang sedih
Aku senang menghirup udara dalam gelap
Meskipun kelak ia membunuh jasadku
Bukan jiwaku
Saat-saat seperti itu
Aku temukan bunga-bunga malam bermekaran
Kupetik satu persatu dan kubuang tangkainya
Sesekali sang bunga datang bermuram durja
Kuciumi wanginya dengan obrolan
Hingga merekahlah senyuman itu
Tak hanya bunga
Tapi juga pekatku yang ku bawa berlari
Merenungkan kembali kisah-kisah biru
Harunya masih kusetubuhi hingga saat ini
Berdiri tegap didepan cermin
Di sinari lampu neon yang menyala terang
Pantulannya menyilaukan dosa-dosa tak terlihat
Ku ucap kembali
Segelumit istighfar tanpa sperma
Segenggam harapan tanpa cinta dunia
Mengambil beberapa gagasan geram ku genggam
Ternyata
Aku hanyalah potret ketiadaan
Sebuah gambar tanpa fokus
Kalian hanyalah potret ketiadaan
Sebuah gambar tanpa fokus
Kita hanyalah potret yang serupa tapi tak sama
Sebuah potret kehidupan tanpa fokus
Agung Dwiyono,
Comments