Skip to main content

enam belas oktober dua ribu sebelas




Comments

Olli said…
Hello,

i found you via my favourite film, Legend of 1900. I can`t read your language, hope you can english, but i like your blog, because of the great photos.

Greetings
Lys

Popular posts from this blog

JANGAN PAKSA AKU

sayang, jangan paksa aku.. menjadi pembohong karena jarang shalat aku bukan orang suci seperti nabi sayang, jangan paksa aku.. untuk beribadah karenamu aku kan menjadi orang yang sangat merugi sayang, beri aku ruang untuk hidup tanpa kebohongan untuk shalat tanpa takut kehilangan cintamu untuk mengimbangi akhlakmu dengan caraku sayang, aku tau kamu rajin mengaji dan aku rajin mabuk aku tau kamu rajin pergi ke masjid dan aku rajin pergi ke dugem tapi aku masih menyimpan pengharapan sayang, kamu jangan marah jika aku tidak punya alasan untuk tidak shalat aku hanya sedang malas bukankah naik turun itu wajar. sayang, jika kamu marah lagi putuskan saja cintaku menikahlah dengan anak pak kyai atau lelaki dewasa jebolan pesantren. aku memilih menjadi orang beriman tanpa cintamu saja.

chapter I

Chapter I : Aku dan ibuku sedang duduk di bawah pohon rambutan depan rumah. Karena kami tidak punya teras untuk sekedar bersantai di siang yang terik. Ibarat tak ada rotan akar pun jadi. Tiba-tiba aku jadi ingin bertanya tentang masa kecilku dulu. Tentang sejarah sedih dan beberapa kenangan membahagiakan yang pernah ku dengar pula dari segelumit obrolan ringan dengan ayahku sebelumnya. Ibuku pun dengan lancar mulai bercerita dengan logat jawanya. Kurang lebih beginilah cerita itu : 1987 di sebuah desa yang lumayan terpencil di pulau jawa saat dimana pertama kali aku membuka mata. Kakakku masih berusia empat tahun kala itu. Di sebuah senja tanpa ada ayah di rumah. Ayah sedang merantau ke Jakarta sejak satu setengah bulan yang lalu. Sepertinya memang sudah saatnya aku di lahirkan. Di dalam rumah berdindingkan anyaman bambu itu hanya ada ibu, kakak dan bibiku. Saat ibu sudah mulai merasakan detik-detik kelahiranku, bibiku mulai panik dan menyuruh kakakku yang masih kecil untuk segera mema...

aku ingin, kau jangan

aku ingin sekali-sekali ingin tapi bukan ingin ini atau ingin itu aku hanya sedang ingin aku ingin tapi kau jangan jika ingin kita beradu menjadi hal yang tak ingin walaupun sungguh inginku menggebu aku ingin beberapa kata lahir premature dari mulutmu beberapa senyum merekah perlahan dibibirmu aku ingin melihatnya sendiri sendiri saja saat sore tiba karena aku ingin menjadi yang kau inginkan