saat aku dilahirkan, aku sudah berwujud indonesia entah dari mana datangnya kabar baik itu tiba-tiba aku sudah dihadapakan oleh sebuah rezim yang memaksa ayahku bekerja sebagai buruh pelabuhan dan ibuku mengais batu di sebuah sungai pinggir desa pasang surut i'tikad baik penguasa rezim orde baru 1992, penyebrangan pertama kami atas instruksi pemerintah hijrah untuk mengubah nasib keluargaku kala itu 1996, mendapat sertifikat tanah dengan tanda tangan presiden tak lama rezim itu runtuh meninggalkan kenangan ditandai sebuah tragedi yang takkan terlupakan sepanjang zaman aku pun tersenyum kecil bangga entah kepada siapa kemudian "reformasi" kata mereka aku pikir tak bedanya, hanya istilah saja yang berkumandang ayah dan ibuku tetap menjadi buruh pembasmi hama di sebuah pabrik berlambangkan maya kapitalisme satu per satu penguasa pahlawan bertopeng bermunculan silih berganti seolah tak ada habisnya meraung seperti singa lapar akan kekuasaan tahta tanpa hati, dipuja tanpa nura...